How To Choose The Best Height For Your Granite Backsplash

Granite is one of the most popular options in natural stone countertops because of its luxurious beauty and durability. When you choose granite countertops, you will also need to choose a backsplash…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




No Title

cw// mention of car accident

Acara selesai pukul 3 pagi, Hansel dan Barama sudah pamit pulang karena Barama sudah mabok parah. Harzi dan Kaivan menginap di kediaman Kevlar dan saat ini sudah pukul 7 malam. Mereka sudah ada di kediaman Hartono melaksanakan makan malam bersama.

Kevlar menatap jendela hujan menyelimuti Jakarta pada malam hari ini, ia langsung berjalan menuju meja makan sudah terdapat semua anggota keluarga Hartono, Widjaja, dan Salim kecuali Razkya dan Kaeliyo mereka sedang ada acara di Singapore.

“Harzi, lu kemaren udah peluk Mas Maggie terus ya, sekarang gantian gue”

Harzi menatap jengah ke arah Kaivan yang langsung mendorongnya menjauh, Kaivan langsung merengkuh Kaivan dalam dekapannya.

“Ya Mas Genta kan calon suami gue, terserah gue lah pelukin dia terus”

“Heh, lo udah melukin dia mulu ya, gak bosen apa lo. Gak usah banyak protes deh, sebelum janur kuning melengkung Mas Maggie harus sama gue terus”

“Ye, gak bisa gitulah. Cari pacar sono, ngempetin calon suami orang mulu”

Magenta hanya bisa memegang kepalanya mendengar Kaivan dan Harzi saling beradu mulut.

“Sini Harzi gak usah cembetut gitu, aku punya dua tangan, sini Harzi kamu di sebelah kanan, Kaivan di sebelah kiri”

Harzi langsung menatap ngejek ke arah Kaivan, Kaivan hanya membalas dengan wajah tidak kalah mengejek ke arah Harzi. Magenta menoleh ke arah Maveline dan Kevlar.

“Kenapa? Kalian berdua juga mau nempel Mas? Ini kaki masih masih kosong, ngemper aja di lantai”

Ucapan Magenta langsung di hadiahi tawa oleh semua orang yang ada di ruangan ini, Kevlar menampilkan wajah kesal lalu berjalan mendekat ke arah Jarel dan memeluk suaminya. Mavline hanya diam memutarkan bola matanya dengan malas.

Melviano Hartono hanya bisa tekekeh melihat kelakuan cucu-cucunya “Jadi kalian mau menikah kapan? Kaeliyo sama Razkya kan tahun depan, jadi kalian kapan?”

“Bulan depan”

Jawaban Magenta langsung membuat semua orang dalam ruangan ini terkejut, Magenta langsung melepaskan rengkuhan pelukannya kepada Kaivan ia langsung mengenggam kedua tangan Harzi. Kaivan yang melihat itupun lantas tersenyum haru.

“Aku udah siapin dari lama, rencana aku mau nikah sama Harzi pun udah aku rencanain setelah Jarel dan Kevlar menikah, cuma aku baru punya mental lamar Harzi sekarang pas dia udah mature enough. Aku juga udah minta izin sama Mbak Kia, untuk ngelangkahin beliau untuk nikah duluan”

Harzi tidak sanggup menahan air matanya, ia langsung memeluk Magenta “Mas Genta, jangan gini dong aku mau nangis kejer jadinya”

Magenta menggeleng sembari tertawa melihat Harzi yang langsung menangis bagai anak kecil, Melviano akhirnya beralih ke Kaivan. Kaivan yang semua tersenyum pun langsung mendadak tubunya kaku saat Melviano memberikan pertanyaan kepadanya.

“Kaiv, setelah ini lanjut ngolah perusahaan mana? Hartono atau Widjaja?”

Kaivan yang di berikan pertanyaan itu pun lantas menoleh ke arah Jarel, Jarel hanya mengangguk. Kaivan bingung harus menjawab apa, saat Jarel ingin membantu Kaivan, Ghidan lebih dulu bersuara.

“Kaivan kan masih harus balik ke Aussie, Pa. Dia juga katanya mau ambil course lagi, dia masih mau belajar dulu”

“Waah, hebat. Kakek bakal dukung Kaivan, apapun pilihan Kaivan nanti kakek bakal selalu dukung”

Kaivan tersenyum canggung, ia menatap sang Papa. Ghidan hanya mengangguk, Kaivan pun menghela nafasnya dengan kasar.

“Maveline katanya mau lanjut kuliah di Singapore?”

Maveline mengangguk “Iyaa, Kek. Aku pengen banget kayak Mbak Kia jadi fashion designer

Ghidan yang tau suasana hati anaknya pun mengajak anaknya untuk mencari udara segar di taman belakang rumah, Amaryllis juga ikut dengan mereka. Kevlar yang melihat kedua orang tuanya dan kembarannya pergi pun mengikuti dari belakang.

“Sayang, Papa sudah tau kamu jadi trainee di agensinya Gio”

Kaivan terkejut mendengar ucapan Ghidan, Amaryllis langsung merengkuh Kaivan dalam rengkuhannya. Amaryllis mencium pucuk kepala Kaivan dengan sayang.

“Nak, maafkan Papa ya. Sekarang Kaivan boleh menentukan apapun pilihan hidup Kaivan sendiri, Papa dan Mama akan selalu dukung Kaivan, urusan Kakek biar nanti Papa yang urus ya. Sekarang Kaivan fokus aja sama karir Kaivan”

Kaivan menangis, ia langsung memeluk kedua orang tuanya “Terima kasih, Kaiv sayang kalian”

“Kaiv, foto laki-laki di kotak silver di kamar kamu siapa? Pacar kamu ya? Kok gak cerita sama Mama”

“Loh, anak Papa ini sudah punya pacar?”

Kaivan tertunduk malu “Udah, dia itu guru musik di tempat Kaivan dulu ikut kelas musik. Nanti pas kita ke Aussie Kaiv bakal kenalin sama kalian”

“WAH LO PUNYA PACAR KAGA BILANG-BILANG”

Kaivan, Ghidan, dan Amaryllis langsung menoleh ke belakang. Kevlar yang baru saja datang langsung berjalan mendekat “Gue kira lo jadian sama si Hansel anjir”

“Mana ada, Hansel tuh bestie gue”

“Bestie kok ciuman di perpus”

“Heh, lo liat?”

Kevlar sadar ia keceplosan ia langsung bersembunyi di belakang Ghidan. Kaivan langsung mencengkram tangan Kevlar “Bintitan lu ya suka ngintipin gue, sini gak lo Kevlar”

“PAPA…… tolong ini Kaivan berubah jadi badak”

Ghidan dan Amaryllis hanya tertawa melihat anak kembarnya yang saling tarik menarik. Jarel dan Harzi di sebrang sana menatap haru keluarga kecil di depannya.

Saat ini sudah pukul 22.30 malam, Kevlar dan Kaivan yang baru saja selesai bertengkarpun sekarang sudah saling berpelukan, Jarel dan Magenta masih berkutik di depan laptopnya. Kaivan langsung berdiri menghampiri Magenta.

“Mas Genta, besok jadi cuti kan? Kamu udah janji loh mau nemenin aku seharian sebelum kamu balik ke Singapore”

Harzi yang sedang diskusi dengan Jarel lantas menoleh ke arah Kaivan “Kalian mau pergi kemana? Kok gue gak di ajak?”

“Besok tuh cousin time, orang luar gak boleh ikut”

Magenta mengelus rambut Harzi dengan sayang, ia pun beralih menatap Kaivan “Iyaa, ini makanya Mas selesain kerjaan malam ini biar besok seharian sama Kaivan”

“Yeay, Harzi gak ikut wle”

Magenta menggelengkan kepalanya, Harzi menatap jengah ke arah Kaivan. Bunyi notifikasi pesan membuat Harzi langsung ber alih ke ponselnya.

“Siapa, Sayang?”

“Ini Mas, masa tiba-tiba Mbak Kia udah ada di bandara, katanya gaada yang jemput”

Kevlar mengerutkan dahinya “Bukannya Mbak Kia sama Mas Kael bareng ya di Singapore? Kok ini Mbak Kia udah pulang duluan?”

Harzi mengedahkan bahunya.

“Yaudah gue mo jemput Mbak Kia dulu deh, kasian udah malem”

“Gue aja, lo bantuin Mas Maggie aja biar cepet kelar. Biar gue yang jemput Mbak Kia”

“Aku mau ikut”

“Maveline gak ngantuk emang?”

Maveline menggeleng “Engga, biar Mas Kaiv ada temen ngobrol di jalan biar ga ngantuk”

“Yaudh, gue pinjem mobil lo ya soalnya mobil lo yang di luar”

Harzi mengangguk, Kevlar langsung berdiri dan berjalan ke arah Kaivan “Gue ikut juga dong”

“Engga, lo lagi hamil. Angin malem gak baik, di rumah aja. Ada Maveline yang nemenin gue”

Kevlar cemberut, Jarel langsung membawa Kevlar menjauh dari Kaivan. Kevlar menatap sengit ke arah Jarel.

“Mending bobo Pakmil, nanti pulangnya mau nitip apa?”

Kevlar menggelengkan kepalanya “Mau Kaiv cepet pulang aja”

Kaivan tertawa ia pun mengusak rambut Kevlar, ia pun tidak lupa memeluk kembarannya dengan sayang. Kaivan pamit Kevlar menatap mobil yang semakin lama semakin mengecil dan hilang.

“Yuk masuk, anginnya dingin banget sayang”

Jalanan Jakarta hari ini cukup lenggang, hujan pun tampak masih turun deras. Suara lagu Taylor Swift menemani Kaivan dan Maveline pada malam ini.

“Mas, aku bisa gak ya nanti kuliah di Fashion

“Bisa lah, adik Mas kan berbakat banget, Mas kan udah sering liat sketch kamu Mave. Gak usah raguin keterampilan kamu”

“Mas Kaiv, beneran bakal jadi penyanyi? Aku di ceritain sama Mas Harzi”

“Iyaa, kamu harus doain Mas ya, biar Mas sukses”

“Pasti”

Kaivan mengusak rambut Maveline, tatapan pun kembali beralih ke depan. Ia merasakan ada yang janggal pada mobil Harzi, Maveline yang melihat raut wajah Kaivan pun lantas langsung bertanya.

“Kenapa, Mas?”

Kaivan menoleh sekilas ke arah Maveline “Rem mobilnya gak enak, kayaknya Harzi lupa service mobil deh. Padahal ini mobil kayaknya masih baru. Kamu yang bener Mave pake seat beltnya

Maveline merasakan hawa tidak enak, ia pun merapalkan doa di dalam hatinya. Maveline melirik ke arah spion, terlihat mobil range rover hitam yang sedari tadi selalu di belakang mereka.

“Mas, ini perasaan aku aja, atau emang mobil belakang kita ngikutin kita?”

Kaivan lantas menoleh ke arah spion, ia langsung menacapkan gas. Kaivan menoleh ke arah Maveline yang sudah menutup matanya.

Shit, mereka emang ngikutin kita. Mave duduknya yang bener kencengin seat beltnya

“Mereka siapa, Mas? Kenapa ngikutin kita”

“Mas gatau”

Kaivan masih memantau mobil belakang yang masih mengikuti dirinya dengan Maveline, di saat Kaivan mulai menginjak pedal rem, rem ternyata sudah blong. Kaivan melirik ke arah Maveline, Kaivan menghembuskan nafasnya dengan kasar.

“Mave jangan panik jangan nangis, dengerin kata Mas, buka ponsel kamu terus ke notes tulis mobil Range Rover black doff B 1345 RFS”

Maveline menoleh ke arah Kaivan yang sedang menitihkan air matanya, laju mobil mereka sudah berada di atas rata-rata.

“Maveline, maafin Mas ya. Setelah ini tolong bilang ke semua orang kalo Mas sayang kalian semua, jangan merasa bersalah”

Maveline yang tidak bisa fokus sama perkataan Kaivan hanya bisa menangis sembari mengeratkan seatbeltnya, mobil yang semula di belakang mobil mereka pun semakin memepet dan akhirnya Kaivan kehilangan kendali, Kaivan membanting stir dan menabrak bahu jalan. Suara dentuman keras dan suara hujan meramaikan malam pilu Kaivan dan Maveline.

Maveline masih bisa melihat mobil yang tadi mengikuti mereka sudah pergi menjauh. Maveline tatap wajah orang di sebelahnya, Kaivan sudah di lumuri banyak darah, Maveline masih setengah sadar ia usap pipi Kaivan.

“Mas Kaiv, jangan tinggalin Maveline”

Add a comment

Related posts:

Make Patio Roof Extension Money Online

Are you looking to make patio roof extension money online? Are you looking for a way to make money online? If so, definitely take a look at these tips for avoiding the pitfalls and making the most…

Does your company have a strategy for developing intrapreneurs?

Thousands of articles get published on entrepreneurs and entrepreneurship every week, but little gets written about intrapreneurs. Every company starts with one or two entrepreneurs who had a dream…

Negative Interest Rates Changing The Rules of Economics Adversely

SBTV speaks with Marin Katusa, founder of Katusa Research, about Financially Transmitted Diseases like Negative Interest Rate Policy (NIRP) and why bonds are still traded at negative interest rates…